Mesjid Jami Al Ma'ruf Lamahala |
MASUKNYA
AGAMA ISLAM DI LAMAHALA
Oleh : H.
Syamsudin Abdullah
Untuk dapat maemberikan gambaran tentang sejarah masuknya agama Islam
di Lamahala -+ abad 14. Baik sebagai akibat dari adanya mubalig Islam yang
menyebar agama Islam bagi bangsa Indonesia umumnya dan Lamahala Flores Timur
khususnya.
Sejak abad
ke-14 agama Islam masuk di Lamahala dibawah ole pedagang Islam dari
semenjanjung Malaka, Pulau Andalas (Pulau Sumatera) dan Pulau Jawa dan Cina,
penyebaran ini disebut EXPEDISI SINA JAWA. Kemudian berbicara mengenai masuknya
agama Islam di Lamahala Flores Timur, berarti terlebih dahulu mengenal
nama-nama Mubalig yang membawa agama Islam itu dan dari mana tempat asalnya,
dan ciri-ciri khas apa yang menjadi pendukungnya sehingga dapat diyakini atas
kebenarannya. Sebagaimana sabda Rasulullah S.A.W, “ Balligu Anni Walau Aayat”
(sampaikanlah kepadaku walaupun satu ayat).
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa didalam tulisan masuknya agama Islam di Lamahala ini
masih terbatas pada kondisi global yang dapat penulis tangkap baik melalui
cerita-cerita rakyat, studi kepustakaan, hasil wawancara dan tatap muka dengan
tokoh-tokoh yang penulis anggap memiliki informasi sejarah Islam maupun sejarah
penalaran dan pengetahuan yang penulis
miliki dalam membahas dan mengkaji kisah-kisah dalam tulisan ini.
Dibawah ini
penulis mencantumkan nama-nama pedagang dan mubalig dari tempat asalnya antara
lain :
1. RAJA PATI
PELANG ( FATAHUDDIN) berasal dari negeri
Batak, Puak Lali Muara yang artinya tempatnya Lali Muara. Expedisi Raja Pati
Pelang dengan membawa perahu Paledang bernama BAGA bahasa Batak artinya Cantik
Molek. Berlayar meninggalkan danau Toba mengarungi lautan menuju Indonesia
Timur tiba di Flores Timur menanti
angin dan arus kemudian menerima 2 (dua) orang dari Flores Timur yang bernama
Igo dan Wotan Ulumando menaiki perahu itu dan akhirnya expedisi Raja Pati
Pelang tiba di Lamahala dengan selamat dan menempati tempat yang dipandang
cocok diberi nama istana Al-Wahar.
Tempat
kedudukan Raja Pati Pelang rumah adatnya di rehab kembali dan sekarang masih
dijaga oleh anak cucunya atau ahli warisnya. Raja Pati Pelang nama panggilannya
adalah FATAHUDDIN bahasa arab artinya Pembukaan Agama. Jadi dengan data ini
dapat diambil kesimpulan dalam pemahaman bahwa mula-mula masuknya agama Islam
di Lamahala di bawa oleh Raja Pati Pelang (Fatahuddin) berasal dari Andalas
(Sumatera) puaknya suku Batak.
2. RAJA SIRA DEMONG (SIRAJUDDIN), berasal dari pulau
Samosir marganya Siregar Jalan Asam Kandis, expedisi Raja Sira Demong dengan
membawa perahu Lete-lete (Sope) bernama Tena Wulung Kumhang arti dari bahasa
Indonesianya yakni perahu yang cat dilehernya berwarna Kuning melambangkan
kemuliaan dan ketinggian derajat dan martabat seseorang dari tempat asalnya
serta melambangkan kesucian jiwa dalam menyebarkan Dinul Islam ditempat mana
yang cocok dengan ide dan cita-citanya, kemudian berlayarlah Raja Sira Demong
meninggalkan pula Samosir mengarungi lautan luas menuju Indonesia Timur dan
tibalah didaratan pesisir pantai Omesuri pelabuhan kampung Ramu berdekatan
dengan desa Dulolong dan terdapat sebuah perigi/sumur yang bernama Waibelaon.
Raja
Sira Demong tinggal beberapa tahun di Waibelaon namun rupanya ditempat tersebut
tidak cocok dengan ide dan cita-citanya maka expedisi Raja Sira Demong berpindah
tempat dengan berlayar menuju tanah Adonara. Alhamdulillah expedsi Raja Sira
Demong tiba di Lamahala dan menetap di sana pada lokasi yang ia tinggal itu
diberi Suku Tobi, dan nama tersebut tidak terlepas dari tempat asalnya pulau
Samosir Jalan Asam Kandis.
Sira
Demong nama panggilannya Sirajuddin bahasa Arab artinya pelita agama lebih
tepat lagi disebut penerangan agama, karena fungsi beliau adalah mubalig Islam,
aktif mengajarkan Al-Qur’an kepada umat Islam dalam suku itu sehingga nama Sira
Demong mendapat julukan dengan panggilan JOU DEMONG (gurun ngaji), sekitar abad
14-15. Tidak lama kemudian datanglah expedisi dari Kawela yaitu rombongan
Holokopong Namang Suku Lamuda, setibanya di Lamahala menggabungkan diri menjadi
satu keluarga Suku Tobi Lamuda di bawah pimpinan Sira Demong (Jou Demong), dan
menurunkan keturunannya sampai sekarang. Bahasa klasik Lamaholot mewujudkan
suatu keluarga besar berbunyi Tobi Wun Bella Muda Kajak Aja, artinya buah asam
pohonnya besar, limau buahnya banyak. Ini adalah kata klasik menunjukan suku
Tobi Lamuda adalah gabungan dari beberapa suku pendatang dileburkan menjadi
satu suku besar dan masyarakatnya yang banyak, mendiami suku Tobi Lamuda dan
Jou Demong adalah Guru Besar dan banyak muridnya. Tugas adat dalam suku menjabat
Kapitan Namang Tukang untuk mnenghadiri siding bersifat adat.
3. MUBALIG JAFAR ATAJAWA, menghayati akan nama Jafar
Ata Jawa hal ini telah menunjukan suatu pengertian yang konkrit bahwa beliau
berasal dari Jawa kerajaan Islam Demak, keturunan salah satu dari Walisongo
yaitu silsilah keturunan dari Jafar Sadik. Mubalig ini bersama dengan expedisi
Ratu Silimeda di Lembata=Awololon, dengan tujuan mendirikan kerajaan islam di
Awololon (belolu), rupanya malang tak dapat ditolak pada lokasi awalolon
mendapat bencana tanah tenggelam ke dalam laut maka tempat bencana itu diberi
nama Lewoleba dengan pengertian Lewo artinya kampung dan Leba artinya
tenggelam. Jadi nama Lewoleba sampai sekarang yaitu tempat bekas tanah
tenggelam dalam dasar laut.
Akibat
peristiwa bencana tanah tenggelam maka kerajaan Islam Lembata runtuh tenggelam
tidak ada bekasnya. Dalam kepanikan peristiwa bencana itu Jafar Ata Jawa
berkesempatan berusaha meloloskan dirinya dengan menaiki perahu bernama Urin
Buran artinya pada buritan bercat warna putih berlayar menuju selat solor,
akhirnya tiba dengan selamat dipesisir pantai Lamahala dan menetap di Lamahala
pada lokasi Suku Wutun dengan nama Suku Lamakedanga. Dalam penyebaran islam
Jafar Ata Jawa berfungsi sebagai staf syara’ membidangi tugas sebagai Muazzin
di mesjid yang pertama kali memanggil orang datang melaksanakan sholat lima (5)
waktu ( subuh, dohor, ashar, magrib dan isya ). Disamping itu juga ia berfungsi
menguruskan jenasah dari mayit,bungkussholat dan kubur. Dan tugas yang diemban
oleh Jafar Ata Jawa ini diwarisi oleh anak keturunannya sampai sekarang. Jafar
Ata Jawa menurunkan keturunanya yaitu tiga(3) orang putra dan seorang putrid
yang masing-masing bernama ANA KODA SEBANDAR AMANG, BAPAK BANAK KAMANG, KHATIB
ABON NAMANG dan KEWAEKINDA.
PENYEBARAN ISLAM OLEH PEDAGANG DAN MUBALIG DARI NEGERI CINA
Expedisi dari
negeri Cina adalah LEMPE dan LANGKO serta SEBANDA PITOKAE. Mereka mengarungi
laut cina dengan perahu Budi Baik, nama perahu itu adalah salah satu sifat khas
orang cina bermata sipit, itu diambil
dari kepustakaan S. Gordon Readding, mengatakan diantaranya memperhatikan Utang
Budi.
Sejak abad ke 7
di jaman Sriwijaya bahkan mungkin juga sesudahnya telah terjalin hubungan
antara Cina dan Nusantara, orang Cina dikenal sebagai pedagang. Dari pantai
Cina mereka berlayar dengan angin Muson Timur laut, pedagang Cina datang ke
Indonesia untuk membeli Tripang, sarang burung, kulit kerang, cendana dan dari
Cina mereka membawa porselin, sutra dan the. Mereka berlayar mengikuti angin
muson tiba diperairan selat Solor menuju pesisir pantai Lamahala, salah satu
pesisir dari Solor Watan Lema. Kehadiran expedisi Cina ini disambut oleh
keluarga Mau Duli langsung turun ke darat dan menempati suatu lokasi diberi
nama Suku Sina artinya kehadiran mereka berasal dari negeri Cina. Dalam sejarah
perkembangan Islam dahulu kaitan Cina dengan Islam sangat dekat. Contoh Raja
pertama kerajaan islam Demak Raden Patah sebenarnya orang cina bernama Seno
Pati Jin Bun. Beberapa catatan sejarah menerangkan bahwa ada wali songo itu
orang Cina. Dengan demikian antara cina dengan orang islam dan golongan pribumi
dahulu pernah berada dalam satu kesatuan yang cukup akrab. (Siswono Judohusono
hal. 62). Hal ini membawa dampak positif bagi perkembangan penyebaran Islam di
Indonesia umumnya dan Lamahala Flores Timur pada khususnya.
Dengan
menunjukan perbedaan cirri khas orang Cina dan Jawa berpedoman pada sebuah
syair klasik Lamaholot yaitu SINA IPA BURA JAWA MAHABANGO artinya orang cina
pada umumnya giginya putih bersih, orang jawa klentongnya berlidah telor. Pada
expedisi dari cina ini sudah banyak melanjutkan keturunan dari dahulu sampai
sekarang dari generasi ke generasi selanjutnya. Berpijak pada sejarah penulis
sajikan ini maka perjalanan asalnya sampai tinggal menetap di Lamahala disebut
penyebar Islam dari SINA JAWA.
PENYEBARAN ISLAM DARI SULAWESI yakni
IMAM ATA KOJA
Imam Ata Koja
adalah seorang mubalig islam dari Bugis Makasar tiba di Lamahala berdomisili,
berdkwah dan mengajarkan agama islam berupa ibadah dan muamalah pada umat islam
sedesa Lamahala. Untuk sementara Imam Koja numpang dengan Jou Sirademo, sama-sama
member dakwah Islam. Dan ditugasskan sebagai Imam untuk melaksanakan sholat
jamaah pada setiap waktu dan sholat jamaah pada hari jumat.
Untuk
membenarkan dan meyakinkan bahwa Imam Ata Koja itu orang bugis Makasar karena
beliau menggunakan bahasa bernama JENE dengan maksud mengambil air wudhu untuk
sholat. Padahal Jene artinya air dalam bahasa Bugis Makasar atau Jene Bambang.
Dan nama lain lagi yaitu KARAENG yang artinya Orang Bangsawan, dll. Kata-kata
ini menerangkan dan menunjukan bahwa penyebar agama tersebut adalah benar orang
Bugis Makasar sekitar abad ke-14. Penyebar Islam yang lain dari Sulawesi
seperti :
-
KESULTANAN
BUTON, bapaknya Ratu Loly sekitar abad ke-15
-
SENGAJI BONTO yang menjadi Raja pertama di
Lamahala pada kurun waktu di zaman Portugis sekitar 1520 – 1613
-
SWAUDDIN yang menjadi Raja kedua di Lamahala
pada kurun waktu di zaman Belanda tahun 1613 – 1888, bertepatan dengan
penyerangan Kapal GONTA oleh Kapten/Kapitan BELAE, dimasa pemerintahan Resident
GREEVE, ada juga Kapal PRINSHENRIC dan Kapal NEDERLAND, yang oleh penulis
menyebutnya dengan Expedisi penyebaran Islam dari BUGIS MAKASAR.
PENYEBARAN ISLAM DARI MALUKU Oleh H.SYAID SERAN
Beliau adalah Mubalig Islam yang
tiba di Lamahala pada abad ke-16, expedisi H. Syaid Seran ini membawa perahu
bernama SAPINAHTU SYARKIYAH yang artinya Perahu dari Timur. Berlayar
meninggalkan kota Seran mengarungi lautan Maluku menuju pulau Wetar menembus
selat Munaseli menuju pulau Lembata dan berlayar bersama arus Wato Woko lewat
selat Boleng akhirnya berlabuh di Wato Buku tanjung Lamakera, beristirahat
menjelang Subuh untuk menuaikan sholat Shubuh.
Tidak lama kemudian datang sebuah
perahu dari Lamahala yang dipimpin oleh seorang Nahkoda bernama KABIDALOTAMA,
asal Lamahala yang disuruh oleh Imam Ata Koja untuk menjemput expedisi H. Syaid
Seran dan diterima oleh Imam Ata Koja dan Jou Sirademo. Dalam suasana syahdu
mereka ( pihak H. Syaid Seran dan Imam
Ata Koja ) berdiskusi dan berdialog tentang Ibadah dan Muamalah serta
hokum-hukum Islam dan semuanya sama-sama memiliki ilmu Syariat tersebut. Hanya
kelebihan dari H. Syaid Seran adalah telah menunaikan Ibadah Haji dan
diperkirakan beliau berasal dari Arab karena dimasa itu belum ada orang
Indonesia yang pergi Haji.
H. Syaid Seran menyambung
penyebaran Islam di Lamahala dan menetap pada suku Seran. Beliau sekaligus
bertugas memimpin Jamaah sebagai Imam Besar di Mesjid Jami Al-Ma’ruf Lamahala
menggantikan Imam Ata Koja, karena Imam Ata Koja berhijrah keluar ketempat lain
dengan maksud dan tujuan untuk menyebarkan agama islam pada tempat-tempat yang
belum menerima dak’wah Islam.
PENYEBARAN ISLAM DARI BANDA NAIRA oleh PATI RAJA
Beliau adalah Mubalig Islam yang
tiba di Lamahala pada abad ke-16, dan menetap di Lamahala mengambil tempat yang
diberi nama SUKU WADAN. Pati Raja kemudian diberi jabatan sebagai pembantu Imam
apabila Imam H. Syaid berhalangan atau bepergian keluar ke tempat lain. Dan
tugas ini menjadi tanggung jawab staf Syara yang berlaku sampai sekarang.
Berpedoman pada penjelasan yang
penulis sajikan ini maka Expedisi ini disebut penyebar agama Islam dari AMBON
LODO. Sebagaimana syair Lamaholot mengatakan SERAN RERA GERE, WANDA NUAN TAWA,
artinya : Pulau Seran dan pulau Banda terletak pada arah Matahari terbit
dibagian Timur.
Menyusul penyebaran dari pulau
Jawa yakni mubalig Islam bernama HASAN
MARTAWI dari Batavia dan seorang Guru (Ulama) yakni MUHAMMAD AHMAD MUSTAFA ATA
SYAID dari bangsa Arab. Keduanya tiba di Lamahala sekitar abad ke-17, dan
menetap di suku ATAPUKAN. Keseharian mereka melakukan kegiatan pengajian agama
Islam secara Ta’lim.
Hasan Martawi dan Muhammad Ahmad
Mustafa Ata Syaid tidak menurunkan keturunan. Hanya menempatkan tempat sebagai
tanda makamnya yakni untuk Hasan Martawi, tempatnya di NOBO PUSAT NAMANG
TUKANG, dan Muhammad Ahmad Mustafa Ata Syaid, tempatnya di atas ILE TOBITURU
yang paling ujung arah dari arah selatan, tanda kuburnya dengan batu KULLA dan
batu BIRI. Makam tersebut sampai sekarang masih secara nyata.
Demikian beberapa Expedisi
penyebar agama Islam yang masuk di Lamahala sebagai awal perkembangan agama
Islam. Dan perlu dihayati oleh masyarakat Lamahala sejak awal dan tumbuh sampai
sekarang tidak ada campuran agama non Islam yang tinggal di Lamahala. Yang ada
mungkin hanya bertugas sebagai Guru dan setelah selesai tugas sebagai guru maka
kembali ke Waiwerang atau ke tempat lain.
Bersambung………..
Mohon info tentang marga tobing yg ada di atapukan...terima kasih..
BalasHapusAlia, di Atapukan ada juga generasi Tobing, yang sampai sekarang ini ada di Atapukan. yang dibutuhkan info menyangkut apanya biar bisa di jabarlkan lbh lanjut.
HapusAssalaualaikum wr wb... Salam Hormat saya sampaikan kepada Penulis. Pertama saya ingin mengucapkan rasa Terimaksih dan Bangga atas pikiran dan analisis sejarah yang Bapak lakukan. Dalam hal ini menganalisa Sejarah Lewo Lamahala. Berbicara sejarah, sama halnya dengan berbicara identitas suatu kelompok Masyarakat, sehingga sejarah yang keliru juga akan menampakan identitas yang keliru. Sekiranya, dengan keterbatasan Pengetahuan dan Pengalaman yang saya miliki. Pertama yang ingin saya tanyakan dari tulisan bapak ini, yakni Frasa "masuknya" Islam Di Lamahala. Dengan keterangan waktu yang Bapak tulis, yakni pada abad ke- 14 M. Jika benar itu, pertanyaan saya, Bagaimana terbentuknya Masyarakat Lamahala, dan sebelum Abad ke - 14 agama atau kepercayaan apa yang dipegang oleh Masyarakat Lamahala ? Jawaban bapak sangat saya tunggu, bisa dikirim melalui email saya ini. Terimakasih atas infonya. Hormatku.
BalasHapus