Selasa, 12 Mei 2015

GAHA GAPE





GAHA GAPE antara NENE MANUK IGO LAGA DONI dengan MEME SABU SARA BITI PATI WAI HALI

Sepenggal dialog ( Gaha-gape atau tapa koda )  yang mungkin hampir punah kita dengar apalagi  kita yang mendiami wilayah pesisir pantai, gaha-gape  secara spontan dilakukan pada suatu aktifitas sebagai sambung rasa mengajak satu dengan yang lain untuk bersama-sama saling membahu melaksanakan suatu pekerjaan atau hajatan. Bagaimana bentuk gaha-gape sedikit yang masih sempat terekam ketika pertama kali Bale Adat  dipugar, berikut penggalannya :

Ba go bapak- ba go bapak, Manuk Igo Laga Doni,
Paik pe mala pe paik pe, pai dei prae atu bawa, loni mata tue teda bale wae pe te ti we, go bia pukan
Maro bera-maro bera, wua  go marin ribu lei lau, lau bera lodo dai, pupu lei naming tukang
Gute soru pulo pweli Dera Mama Jawa, lodo duli lali rai, rai teda koli lasaribu,
Lodo weli duli tukan, pai taa puna bale peteti bia butak wee kobu wewa

Ba go amak-ba go amak,
Dera beda tuli ama, dai pe mala pe dai pe, dai dei pe niha puka
Moku sulen-moku sullen, toki urin wula nama, teti urin nuan ama, tei moi pukan hala
Maro lama-maro lama, semu mo ratu weran nan perae, rae bera lodo hau, hau bawa pe laran di lein, semu rob ado lema, pweli gere sao sina, bunu pale weli rae, rae lile no luo sara merah, lolo weli buno pale lolo pai raa bina toki urin lua nama, lai no di puke nawa,

Sabu Sara Biti Pati Wai Hali,
Maa melik ko, gute leik lodo pana kai ki lango tukan lau kai, kai ki
Pia matan weli kai, kai ki
Eda dela mai teda weli tobo ki, ia hode weli kai,
Rae pahan semu liman, welen gawe, noren lei lau kai, kai ki
Neto wutun weli kai, pe kai ki, ehan beda lau mai, pae ki, iya hode lau mai atu bawa lodo mata,
Seda kaa pae leik, kai ki

Ba go binek-ba go binek, Sabu Sara Biti oh
Maro bera maro bera, gute noo nuhun tou pe weli Derang Mamang Jawa, pai taa bajo taha-tapo,
Tao taa papang ribu lei na pe lau, ra lodo dai pupu homuk pe lewo namang tukang,
Lodo duli lali rai, rai teda no koli lasa ribu, lolo weli duli pukan, pai taa puna bale, wee kobu wewa pe teti bia butak dig e limak,

Ba go arik-ba go arik, Pati Wai Hali oh,
Maro lama-maro lama, semu mo alo bala weli gepa sao sina, pai ti taa dera besi puhu,
Nome kolen, tao taa papang ratu weran  na pe rae ,
Ra lodo hau dahu bawa, naran heku gahi bunu, pale weli rai, rai lile noo lou,
Sarang merang lolo weli buno pai lolo, pai raa bina tokin urin,
Wulan nawa pe lali puken maran di arin.

Keajaiban Al-Qur'an





KEAJAIBAN  AL- QUR’AN   


  • ·      BISMILLAH, Surat AL MUDDATSIR, dan Surat AL INSAN :

    Bismillahirrahmanirrahiim, adalah kalimat pertama dalam Al Qur’an dan sebagai pembuka dari tiap-tiap surat dalam Al Qur’an, kecuali surat ke-9 (QS At Taubah). Kalimat Bismillah tersebut terdiri dari 19 huruf nyata dan 10 macam huruf, yakni “Ba  Sin  Mim,  Alif  Lam  Lam  Hha,  Alif  Lam  Ro  Ha  Mim Nun,  Alif  Lam  Ro  Ha  Ya Mim”.
Bilangan 19 terdiri dari Satu (AHAD) dan Sembilan (KAMIL) sempurna. Jadi dua angka itu sembilanbelas Angka Tuhan. kalau ditambahkan Satu+Sembilan = Sepuluh, Satu+Nol=SATU menjadi AHAD.
Sekarang mari kita lihat tanda yang menyertai huruf juga (19) yakni :
3 titik+3 Sukun+3 Tasdjid+4 Fathah+6 Kasrah=19 seimbangkan dengan huruf dan tandanya Subhanalalah Maha Sempurna.
Kalau kita lihat dari  strukturnya maka terdapat :
3 huruf ALIF
3 huruf MIEM
3 huruf Bertanda TITIK
3 huruf Bersukun
3 huruf Bertasdjid
3 kata Asmaul Adzom+ 2 Asmaul Khusna
( ALLah Rahmaan Rahiim)
Jika dikalikan 3x6=18,  1+8=9 sempurna sekali.
Coba kita lihat 3 titik dalam Bismillahirahmanirrahiim (BA, NUN dan YA )
BA' sebagai pintunya BAITULLOH,  jika sudah masuk kedalamnya akan menemukan,
NUN sebagai NUR CAHAYA ALLOH, Cahaya di atas Cahaya, cahaya yang tidak disentuh Api yang Tidak di Timur dan di Barat sebagai Cahaya langit dan Bumi, dan jika berhasil akan dapatkan :   
YA' sebagai hasilnya YAKIN dengan melampui, ILMUL YAKIN keyakinan berdasar teori atau kajian wacana. AINUL YAKIN keyakinan berdasarkan hasil penelitian. HAQQUL YAKIN keyakinan akibat merasakan, musyahadah. ISBATUL YAKIN keyakinan berdasarkan Ketetapan Qolbu.
Dalam  Surah 74  yakni  Surah Al Muddatsir tentang orang  yang berkemul (berselimut), terkandung  rahasia Allah mengenai keajaiban Al Qur’an dengan bilangan 19, sebagaimana ayat 30 berbunyi “Dan di atasnya ada sembilan belas ”. kemudian dilanjutkan pada ayat ke 31, “Dan tiada Kami jadikan 19 itu melainkan untuk :
-       cobaan bagi orang-orang kafir,  
-       meyakinkan orang-orang yang diberi Al Kitab (Nasrani dan Yahudi),
-       memperkuat (menambah) keyakinan orang yang beriman,
-    menghilangkan keragu-raguan pada orang-orang yang diberi Al kitab dan juga orang-orang yang beriman, dan
-    menunjukkan mereka yang ada dalam hatinya menyimpan keragu-raguan; dan orang-orang kafir mengatakan: “Apakah yang dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia. Dan ini tiada lain hanyalah sebuah peringatan bagi manusia.
-       Dalam Bismillahirrahmanirrahiim, yang berjumlah 19 huruf dengan 10 jenis huruf ( 19 dan 10 ) ini juga terdapat pada diri Manusia yakni pada Jari Tangan dan tiap Tangan memiliki 19 ruas. Jika kita telusuri kata manusia maka akan kita dapati pada Surat ke 76 (QS Al Insan) yang berarti Manusia. Mengapa manusia=Al Insan diletakan pada surat ke 76 ? mari kita lihat 76=4x19, dimana 76 = 2 tangan dan 2 kaki dikali ruas. Jadi  : 2x19 + 2x19= 4x19=76, sehingga terlihat 76 sebagai ayat dalam Al Qur’an didalam diri manusia dalam bentuk bilangan. 

  • ·      Hubungan antara Surat AR RAHMAN, LUKMAN dan YUNUS :

 Dalam surat Ar Rahman (QS ke-55) kita temukan ada satu ayat yang diulang sebanyak 31 kali, yakni Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadziban...(Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?), di ayat ini terkandung ‘ni’mat’ coba kita telusuri nikmat yang manakah itu ? maka mari kita  menuju ke Surat 31 disana kita temukan   Surat  Luqman (QS ke-31) dan pada  ke ayat ke 31 dijelaskan  Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.”
Sebetulnya ada yang ingin Allah tunjukkan kepada kita. Bahwa bagaimana kapal itu bisa berlayar di laut sesungguhnya adalah satu dari tanda kebesaran Allah dengan bentuknya yaitu berupa nikmat. Dari sana, Allah ingin menunjukkan kepada kita, makhluk-Nya, tentang nikmat dari-Nya. Coba saja, kita yang tidak punya perangkat dalam tubuh kita untuk bisa berjalan di atas air, ternyata kemudian mampu melakukannya dengan perantara alat yaitu sebuah kapal yang mengapung di atas air.

Surat Ar Rahman di dalam Al Quran adalah surat ke-55. Jika  dijumlahkan, maka 5 + 5 = 10, mari kita buka surat ke-10 dalam Al Quran yaitu Surat Yunus, lalu lihatlah pada  ayat ke-10, Subhanallah, kita temukan dalam surat tersebut di jelaskan :
Doa mereka di dalamnya ialah,”Subhanakallahumma” (Maha Suci Engkau, ya Tuhan Kami), dan salam penghormatan mereka ialah, “Salam (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, “Al-hamdu lillahi Rabbil ‘alamin,” (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam).Siapakah yang dimaksud “mereka” itu? Simaklah  ayat sebelumnya dari ayat tersebut yang berbunyi seperti ini : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir di bawahnya sungai-sungai.”
Dan dalam surat tersebut kita bisa memetik janji Allah, jika kita beriman dan melakukan kebajikan, niscaya Allah akan memberikan petunjuk untuk kita, dan petunjuk itulah yang dinamakan ‘nikmat’. (rauf, 12/05/15).







Wathan Lamhala




CINTA TANAH AIR

P    Pernahkan kita bertanya dan mencari tahu apa makna dibalik kata-kata yang sudah mendarah daging kita ucapakan  atau setidaknya kita pernah mendengar dari dulu hingga sekarang ini, kata itupun tidak asing bagi kita anak-anak Lamhala, tapi seberapa jauh kita memahami isi kandungan dari kata dimaksud, contoh kata : bella telo, kapitan pulo, pegawai lewa; mungkin kita cuma tahu dan kenal bella suku tello sebagai tiga suku penguasa pemerintahan di desa Lamhala, kapitan pulo dan pegawai lema sebagai aparat pelaksana di pemerintahan dengan bidang tugasnya msing-masing. 

Lebih dari itu tahukan kita mengapa bella hanya terdiri dari tiga (3) suku saja, begitu pula kapitan hanya ada sepuluh (10) dan juga pegawai hanya ada lima (5) ?, apa sesungguhnya rahasia dibalik 3, 10 dan 5 tersebut, dan mengapa bukan 2, 12 dan 6, atau 3,8 dan 4 dan seterusnya tapi mengapa hanya 3,10 dan 5, ( bella tello, kapitan pulo dan pegawai lema ). Begitu pula halnya dengan kata Lamahala sebagai nama Desanya ( kampungnya ), 
Jika menilik nama Lamahala mungkin kita juga menemukan ada perbedaan penyebutan yang pada akhirnya juga terbawa hingga penulisannya pada catatan-catatan formal kita mengenal dengan Lamahala, padahal yang benar adalah Lamhala bukan Lamahala, namun berubah menjadi Lamahala dalam penyebutan karena dipengaruhi oleh sebutan bangsa penjajah ( Belanda ) ketika itu yang sulit melafadkan Lamhala sehingga mereka menyebutnya menjadi Lamahala dan akhirnya terbawa hingga saat ini.
Namun terlepas dari itu ada hal yang menarik sebagaimana bella 3, kapitan 10 dan pegawai 5, kita juga pun patut mengetahui mengapa disebut Lamhala? Ini yang menjadi pekerjaan rumah untuk kita mencari tahu makna dibalik semua itu, agar kita anak-anak Lamhala tahu dan mnegenal Lewo secara baik, apalah artinya kita mengaku anak Lewo Lamhala tapi tidak mengenal Lewo secara baik dan benar, bagaimana kita mencintai Lewo kalau kita tidak mengenalnya lebih dalam, bukankah mencintai Lewo adalah juga  sebagian dari Iman.

Selain itu kita juga mendengar dari rumpun suku lainnya seperti : Uli Paa Kae, Lau Lola-Rae Lola, Goran Baka Pito,   Uran  Buang  Goran, dan sebagainya.
Untuk itu mari tite coba sama-sama seba makna dari semua itu, biar tite tidak terus dalam ketidak tahuan hingga generasi selanjutnya.


Wassalam,
Rauf : 12/05/15.